Selasa, 30 November 2010

Garis Simpel Si Pembatas Rumah

Desain pagar yang sederhana membuat rumah tampil manis tanpa terlihat berlebihan. Pengerjaannya pun lebih mudah dan murah.
Pagar bagi sebuah rumah tidak saja berfungsi sebagai penunjang keamanan. Karena bentuknya beragam, pagar menjadi identitas tersendiri bagi sebuah rumah, yang membedakannya dengan rumah-rumah lain. Apalagi jika rumah tersebut terletak di kompleks yang rumah-rumahnya hampir sama.
Bondan Suryajati, yang tinggal di perumahan Jatijajar, Cimanggis, juga mempunyai alasan serupa saat ia memutuskan untuk memasang pagar di muka rumahnya.
Keamanan dan Kecantikan
Walaupun sudah membeli rumah di kawasan ini 1 tahun yang lalu, Bondan baru menempati rumahnya selama 6 bulan. Saat itu, rumahnya masih tanpa pagar. Karena lingkungan perumahannya relatif masih sepi, Bondan merasa perlu membuat pagar di depan rumahnya sebagai pengaman. “Pagar memang tidak menjamin keamanan rumah seutuhnya. Tetapi setidaknya dengan memasang pagar, saya jadi lebih tenang,” ujar pria yang masih lajang ini.
Menurut Bondan, pihak pengembang (developer) pada awalnya sudah menawarkan dua jenis rumah, yaitu yang tanpa pagar dan yang dengan pagar. Namun Bondan kebetulan tidak terlalu suka dengan model pagar yang ditawarkan pengembang. “Lagipula kalau saya memasang pagar sendiri, rumah saya kan bisa terlihat beda dengan yang lain,” tambahnya.
Bentuk Simpel
Untuk rumahnya, Bondan memilih bentuk pagar yang sederhana. Pola garis tipis yang disusun rapat itu membuat pagar seolah transparan. Isi halaman rumah seakan bisa dilihat dari jalan, namun masih ada batasnya. Bondan mengaku merancang sendiri bentuk pagarnya ini. “Saya pernah melihat rumah dengan pagar mirip seperti ini. Saya ingat-ingat bentuknya dan kemudian saya tuangkan ke dalam desain pagar saya sendiri,” ujarnya.
Pagar ini dibuat dari besi pipih setebal 3 mm yang lebarnya 2,5 cm yang kemudian disusun dengan jarak 2,5 cm. Jajaran besi ini kemudian “dibingkai” dengan besi tempa berbentuk pipa kotak. Potongan pipa ini ukurannya sekitar 4 cm x 4 cm. Bentuk ini dianggap cukup kokoh sebagai pemegang bidang pagar. Karena masing-masing bidang pagar cukup panjang (sekitar 3 m), maka bidang tersebut dibagi tiga. Ini dilakukan agar deretan besi pipih tersebut tetap kaku dan tidak melengkung. Besi yang arahnya vertikal pun dianggap sebagai perkuatan susunan besi pipih yang dilas padanya.
Selain melalui carport, ada satu lagi jalan masuk ke pekarangan rumah ini. Jalan masuk samping ini dibuat untuk keluar-masuk orang ke area servis yang berada di bagian samping rumah. Karena itu, pagar untuk keperluan ini dibuat khusus agar jalur sirkulasi di carport tidak sering dilewati. Pintu selebar 60 cm ini modelnya sama dengan model pagar utama.
Efek Besi Tempa
Pagar yang dipasang 4 bulan lalu ini dilapisi warna hitam keabu-abuan. Warna ini dipilih Bondan karena ia memang menginginkan  nuansa warna-warna netral seperti putih, hitam, dan abu-abu untuk rumahnya. Lihat saja warna pada dinding, kusen, serta lis di rumah ini.
Untuk finishing pagarnya, Bondan memilih cat efek besi tempa. Yang dimaksud di sini adalah cat yang menimbulkan kesan seolah-olah besi sudah melalui proses tempa sehingga permukaannya tidak rata. Permukaan yang tidak halus ini kemudian menghasilkan cat yang tidak menutup secara merata.
Saat pengerjaan, lapisan pertama (cat warna hitam) disapukan terlebih dahulu. Setelah cat tersebut mengering, barulah cat kedua yang warnanya lebih muda (abu-abu), disapukan secara kasar. Pengaplikasian dengan cara ini dilakukan agar nantinya kedua warna cat bisa timbul, yang mengesankan permukaan besi habis ditempa.
Batu Candi dan Tembok Kasar
Sebagai variasi bentuk, dinding pagar rumah ini dilapisi dengan batu alam. Agar warnanya masih senada dengan nuansa yang ingin diciptakannya, Bondan menggunakan batu candi yang berwarna hitam pada dinding pagarnya. Batu candi atau batu andesit ini ditata dengan pola seperti susunan batu bata setinggi 1 m dari permukaan tanah.
Menurut Bondan, batu candi ini ia beli per meter persegi. “Satu meter persegi harganya sekitar 80 ribu rupiah. Dan tembok yang dipasangi batu ini panjangnya 8 m,” kata Bondan. Biaya itu menurutnya sudah termasuk ongkos pasangnya. Jadi, secara kasar ia menghabiskan Rp 640.000 untuk pemasangan batu candi, termasuk untuk pelapis pada bak sampah di depan rumahnya. Untuk pengerjaannya, 2 tukang menyelesaikan pekerjaan ini dalam waktu 1 minggu.
Jika diperhatikan, tembok putih pada pagar terlihat mempunyai tektur yang kasar. Keadaan ini bukannya tidak disengaja oleh si pemilik rumah. Bondan mengaku ia sedikit berkesperimen dengan tembok luarnya dengan menggunakan acian yang tidak dihaluskan. “Saya ingin menghilangkan kesan terlalu kaku pada rumah ini, yang antara lain disebabkan oleh pemilihan bentuk-bentuknya. Karena itu, tembok yang kasar saya harap bisa menciptakan kesan alami,” ujarnya.
Pemasangan pagar yang dipesan Bondan di tukang pagar di Jl. Raya Bogor tak jauh dari perumahannya membutuhkan dana sekitar Rp 1,6 juta. Ini sudah termasuk pembuatan tembok pagar serta pengecatan pagar.
Dengan pagar, selain keamanan rumah lebih terjamin, di sore hari tercipta lukisan bayangan yang indah pada dinding, yang bisa dinikmati dari teras. (sca)
LOKASI: KEDIAMAN BONDAN SURYAJATI, JATIJAJAR, CIMANGGIS
FOTO: SIS
BOX
Rawat Batu Alam di Halaman


Batu alam memang cantik jika dipadukan dengan dinding yang polos. Tekstur dan warnanya yang khas menambah kesan alami pada sebuah bidang. Namun, ada satu musuh batu alam, apalagi yang dipasang di luar rumah, yaitu lumut. Jika sudah terlanjur menempel erat, sulit sekali mengenyahkan lumut dari batu alam, karena permukaan batu alam yang berpori-pori.
Cara yang bisa ditempuh agar lumut pergi jauh adalah dengan melapisi permukaan batu alam dengan coating khusus. Cat ini warnanya bening, sehingga tidak mengubah warna asli batu alam dan tetap membuatnya terlihat alami. Ada dua macam cat ini, yaitu yang mengkilap dan yang tidak mengkilap. Pelapis khusus ini juga menghindarkan batu alam dari kotoran karena permukaan batu alam yang sudah dipulas dengan cat ini lebih mudah dibersihkan.
GAMBAR: di folder renovasi



Susunan besi membuat pagar tampak seperti kisi-kisi yang seolah transparan.

Saat sore hari, tampak bayangan yang tercipta dari pola garis di pagar.

Cat dengan efek besi tempa berwarna keabuan agar sesuai dengan nuansa netral yang diinginkan pemilik rumah.

Pintu masuk di bagian samping, khusus untuk jalur servis.

Tembok pagar yang tanpa diaci halus merupakan eksperimen pemilik rumah.

Tidak ada komentar: